Sabtu, 10 Januari 2015

ACCOUNTING "FUNDAMENTAL CONCEPT"
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiridari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansikeuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasaraiakuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dankeadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, carameringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnyamengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan
Kerangka konseptual  adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapatingkatan yaitu (Belkaoui, 1993) :
1.      Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan
2.      Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-identifikasi dan menddfinisikankarakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan
3.      Pada tingkatan operasional yang lebih rendah : kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemenlaporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan standar.  Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak.  Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :
1.      Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
2.      Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar khusus yang mengaturnya.
3.      Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
4.      Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode akuntansi.
Mengapa memerlukan kerangka kerja konseptual ?
1.   Pembuatan standar seharusnya berlandasan dan berhubungan pada sebuah pendirian serangkaian konsep dan tujuan.
2.   Memungkinkan IASB untuk mengeluarkan pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu serta menghasilkan suatu standar yang saling berhubungan.
3.   Tanpa kerangka standar yang jelas ini maka setiap orang akan membangun konsep individu yang berbeda-beda.
4.   Kerangka kerja mampu meningkatkan kemampuan memahami dan kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap laporan keuangan
5.   Meningkatkan kemampuan membandingkan laporan keuangan perusahaan
6.   Profession mampu memecahkan secara cepat pratik permasalahan yang baru dan mendadak dengan mengacu pada kerangka kerja sebagai teori dasarnya.
a.  Kelengkapan: semua informasi yang diperlukan untuk Representatif yang tepat disediakan. Kelalaian dapat menyebabkan informasi palsu dan menyesatkan yang tidak bermanfaat bagi pengguna laporan
b.  Kenetralan: perusahaan tidak boleh memilih-milih informasi yang mengedepankan salah satu pihak berkepentingan. Informasi yang tidak bias harus menjadi pertimbangan utama. IASB sangat memperhatikan konsep ini agar laporan keuangan tetap kredibel dan individu tetap mempercayai dan menggunakan laporan keuangan.
c.  Bebas dari kesalahan: sebuah item informasi yang bebas dari kesalahan akan memiliki representative yang sangat akurat dari setiap item keuangannnya. Namun ini tidak berarti kebebasan total dari kesalahan karena dalam langkah pelaporan keuangan melibatkan perkiraan dari berbagai jenis keputusan penilaian manajemen.
a.   Komparabilitas: informasi yang diukur dan dilaporkan dalam cara yang sama untuk perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan. Komparabilitas memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan nyata dalam peristiwa-peristiwa ekonomi antara perusahaan. Tipe lain dari komparabilitas adalah konsistensi, yaitu ketika perusahaan melakukan perlakuan akuntansi yang sama untuk peristiwa serupa dari periode ke periode. Dengan cara ini perusahaan menunjukkan konsistensinya menggunakan standar akuntansi, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan mengubah metode yang lama dengan yang baru asalkan metode yang baru lebih baik dari yang lama. Jika metode akuntansi yang digunakan berubah maka perusahaan wajib mengungkapkan sifat, efek dan pembenarannya dalam catatan atas laporan keuangan. Auditor akan melaporkan hal ini dalam laporan auditnyaa.
b. Verifikasi (Pemastian): verifikasi terjadi ketika pengukuran independent, dengan menggunakan metode yang sama, dan memperoleh hasil yangsama. Verifikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu verifikasi langsung (perhitungan jumlah fisik langsung yang sama untuk jumlah asset persediaannya) dan tidak langsung (memeriksa input dan menghitung kembali output menggunakan konvensi atau metodologi akuntansi yang sama cth FIFO).
c. Ketepatan waktu: informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi itu kehilangan kegunaannya untuk mempengaruhi keputusan. Informasi relevan yang tersedia lebih cepat dapat meningkatkan kemampuannya mempengaruhi keputusan, kurang tepatnya waktu penyediaan informasi dapat menyebabkan informasi tidak berguna untuk pengambilan keputusan
d. Mudah dimengerti: berkaitan dengan kemampuan para pembuat keputusan untuk memproses informasi keuangan yang telah dimilikinya. Dapat dimengerti merupakan kualitas informasi yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang cukup dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini dapat dilakukan bila informasi keuangan diklasifikasikan, dikarakteristikkan dan disajikan dengan jelas dan ringkas. Dalam memberikan informasi kita harus mengganggap bahwa pengguna memiliki kemampuan yang wajar dalam bisnis dan ekonomi, sehingga laporan keuangan harus relevan dan sangat tepat serta tidak terlalu kompleks dan sulit untuk dipahami oleh penggunanya.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh  FASB sebagai :
a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
1.      Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
1.      Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
  1. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada
2.      Perumusan Kerangka Konseptual
Proses perumusan kerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya. Upaya dilakukan sebelum dihasilkan kerangka konseptual, dapat dilacak pada berbagai publikasi.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
  1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
  2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada
Sumber :
http://morrislawrence1991.blogspot.com/2014/01/kerangka-kerja-konseptual-pelaporan.html
http://akuntansisangatmudah.blogspot.com/2014/04/kerangka-konseptual-teori-akuntansi.html
http://www.academia.edu/4891199/KERANGKA_KERJA_KONSEPTUAL_TEORI_AKUNTANSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar