Merdeka.com - Lembaga
pemeringkat keuangan Fitch Ratings menyatakan obligasi global
pemerintah Indonesia dalam denominasi Dolar Amerika memperoleh rating
BBB-, dengan catatan stabil untuk jangka panjang. Penilaian itu
ditujukan untuk surat utang yang jatuh tempo pada kurun 2024-2044.
Dalam keterangan pers yang dilansir Selasa (7/1), rating surat utang
internasional yang dilansir Indonesia itu menggambarkan kinerja
pemerintah. Misalnya, melebarnya defisit akun neraca transaksi berjalan
walau dalam batas yang bisa ditoleransi.
Persoalan defisit itulah yang membuat rating surat utang global
Indonesia hanya diganjar BBB-. Investor luar negeri dikhawatirkan mudah
beralih, ketika kondisi makro ekonomi di Tanah Air memburuk.
"Defisit neraca transaksi berjalan beberapa tahun terakhir membuat
Indonesia rentan terhadap sentimen investor internasional dan arus
keluar modal secara tiba-tiba," seperti dikutip dari laporan Fitch.
Dalam keterangan tertulis itu, Fitch sekaligus mengapresiasi
keberhasilan pemerintah mengurangi dampak buruk penarikan stimulus Bank
Sentral Amerika. Cadangan devisa yang sempat anjlok, posisinya juga
membaik memasuki triwulan IV 2013.
Persoalannya, selain defisit neraca transaksi berjalan, Indonesia
punya segudang masalah di sektor riil. "Itu merupakan masalah
struktural, mencakup buruknya infrastruktur, birokrasi yang lamban,
serta persoalan korupsi laten, sehingga mengurangi potensi perkembangan Indonesia," urai Fitch.
Total surat utang yang rencananya diterbitkan pemerintah pada 2014
mencapai Rp 359,84 triliun. Obligasi dalam Rupiah bakal lebih dominan,
jumlahnya Rp 293,09 triliun. Sedangkan surat utang dalam mata uang asing
jika dirupiahkan setara Rp 66.74 triliun.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
Robert Pakpahan menegaskan penerbitan surat utang akan terus dilakukan.
Berkaca pada kebutuhan anggaran 2013, APBN saja tak cukup untuk
membiayai pembangunan infrastruktur.
"Kalau pinjaman proyek itu untuk bangun negeri, jembatan, bandara,
alutsista. Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN), betul-betul saya
terbitkan karena kekurangan penerimaan kekurangan uang. Itu lazim di
banyak negara," ujarnya.
Sumber : http://www.merdeka.com/uang/obligasi-global-indonesia-diganjar-fitch-rating-bbb-.html
Kutipan : 09 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar